"BACALAH, BACALAH, BACALAH DENGAN NAMA TUHANMU"

Jumat, 03 Agustus 2012

Wahana Kreatifitas Mahasiswa Jilid 1 Nomor 2


HUBUNGAN SOSIAL DALAM NOVEL SAMAN DAN LARUNG

Oleh:
Sidehri

PENDAHULUAN

Roman pertama Indonesia, yang memakai bahasa baku, yakni azab dan sengsarakarangan Merari Siregar, berkisah tentang penderitaan wanita dari keluarga miskin bernama Mariamin. Beberapa roman penting seperti Siti Nurbaya karya Marah Rusli,Layar terkembang karya Sutan takdir Alisahbana, tenggelamnya Kapal van der wijk karya Hamka semuanya mengisahkan bagaimana wanita Indonesia pada zamannya. Wanita-wanita itu merupakan korban kondisi sosial atau konstruk sosial tempatdirinya mengalami hidup.
 Para wanita tersebut tidak berdaya menghadapinya. Mariamin harus berpisah dengan kekasih tercintanya karena dirinya berasal dari keluarga miskin sedangkan kekasihnya dari keluarga terpandang, karena itu untuk urusan jodoh orangtuanyalah yang menentukan. Ketiga tokoh wanita harus rela kawin dengan laki-lakiyang tidak dicintainya dan pada akhirnya mereka meninggal karena penderitaan denganmeninggalkan cinta yang kandas.Cerita di atas terjadi jauh sebelum Indonesia menginjak masa kemerdekaan. Laluperjalanan zaman membawa sedikit demi sedikit perubahan. Perempuan perlahan bangkitdari tempurung kehidupannya untuk membuka matanya menatap keluasan dunia dalam mensejajarkan dirinya dengan laki-laki. Tetapi kendala untuk mensejajarkan diri denganlaki-laki itu selalu mengalami hambatan. Konstruk sosial yang mengkerangkeng langkahkakinya terlalu kokoh untuk dihancurkan. Maka sangat sedikit sampai ujung detik zamanini perempuan Indonesia yang betul-betul sejajar dengan laki-laki. Lalu bagaimana dengan perempuan dalam sastra indonesia terkini?
Sejak terbit Saman karya Ayu Utami yang berbarengan dengan gairah orde Reformasi karya sastra pun mengalami loncatan gairah kebebasan. Jika sebelumnya sastra yang menguak tentang seksual diterbitkan dan dibaca di bawah tembok ketakutan, maka sejakReformasi hal itu menjadi lain. Sastra model itu semena-mena masuk ke ruang pembaca tanpa harus dibayangi ketakutan. Karena itu pula kita bisa melihat bagaimana radikalitas pemikiran menyeruak dan memunculkan wacana-wacana yang segar yangt mengungkap keinginan perempuan terutama dalam kehidupan sosial yang menyangkut kepentingan pribadinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hanya Dengan Memasukan data saja, Anda dapat 10.000