"BACALAH, BACALAH, BACALAH DENGAN NAMA TUHANMU"

Sabtu, 04 Agustus 2012

Wahana Kreatifitas Mahasiswa Jilid 2 Nomor 5


TUGAS SOSIO-PSIKOLI SASTRA
MIMPI DALAM SANG PEMIMPI KAJIAN
ANDREA HIRATA

Oleh :
Antonia Dewi

ABSTRAK : Ayo Meraih Mimpi Seperti 'Sang Pemimpi' Setelah ditinggal Lintang, Ikal kini memiliki dua sahabat baru, yaitu sepupunya, Arai, dan teman mengajinya, Jimbron. Bersama-sama, mereka pun berusaha mewujudkan mimpinya untuk bisa kuliah di Sorbonne, Prancis.
Berhubung di desa mereka tidak ada Sekolah Menengah Atas, Ikal (Vikri Septiana), Arai (Rendy Ahmad) dan Jimbron (Azwir Fitrianto) harus merantau ke kota pelabuhan Manggar. Di sana mereka tinggal dalam satu kamar sempit yang kumuh.Dengan segala keterbatasan, tiga sekawan itu yakin bisa membubarkan anggapan kalau orang Melayu itu hanya bisa menjadi seorang pekerja kasar. Mereka pun mendapat dukungan moral dari Pak Balia (Nugie), guru yang sangat inspiaratif. Keinginan mereka meraih mimpi semakin kuat karena ada 'Sang Pemimpi,' yang selalu menebar semangat.
Berbeda dengan 'Laskar Pelangi', film yang jadi pembuka JiFFest 2009 ini menyuguhkan cerita yang lebih kompleks. Mulai dari hubungan antara ayah dan anak, problematika remaja pinggiran, hingga ketidakmerataan pembangunan ekonomi di Indonesia.
Dari segi sinematografi, 'Sang Pemimpi' jauh lebih baik dari pendahulunya.

Ikal dan Arai, tokoh utama dalam kisah nyata ini, adalah sosok-sosok yang bukan hanya memahami makna ‘bermimpi’. Mereka bertahan demi mimpi. Mereka mengejar mimpi. Mereka hidup untuk mewujudkan mimpi.
Ikal dan Arai hanya 2 dari sekian banyak pemuda Melayu pedalaman yang terpaksa pasrah menerima kenyataan terlahir sebagai rakyat miskin di daerah terpencil yang penduduknya bahkan belum pernah melihat kuda. Dalam kondisi serba sulit, mereka tidak punya pilihan selain berjuang mempertahankan hidup sambil menggali keindahan sebuah mimpi. Menahan berat peti dan bau amis ikan sebagai konsekuensi dari pekerjaan kuli angkut pelabuhan sambil terus memeluk mimpi-mimpi.
Tekad untuk tidak mendahului nasib telah menghantar 2 pemuda yang hingga lulus SMA tidak pernah mengenal Kentucky Fried Chicken ini ke Sorbonne, Perancis, sebuah tempat yang bertahun-tahun silam digaungkan oleh seorang guru dan menjelma menjadi sebutir benih dalam hati mereka. Benih yang terus dipelihara dan dijaga dengan setia, tidak peduli semustahil apapun tampaknya, sesukar apapun kondisinya.

Rumusan masalah yang di angkat dalan novel ini adalah:
1.      Ipian seseorang tenteng pendidikan, mimpi dimana seseorang ini ingin menggapai mimpinya tentang pendidikan setinggi-tingginya
2.      Sayang dari faktor ekonomi anak-anak tersebut tidak mendapat dukungan secara materi, karena mereka berasal dari keluarga yang sangat miskin.

hasil pembahasan pada novel saya ini menunjukan bahwa karena kemiskinan perekonomian seseorang terancam gagal menggapai  mimpi pendidkannya.

Kata kunci: Sastra, karya sastra, pendekatan, struktural, srukturalisme, genetik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hanya Dengan Memasukan data saja, Anda dapat 10.000